ILMU ALAMIAH DASAR
BAB I. ILMU
ALAMIAH DASAR
Ilmu alamiah atau ilmu pengetahuan alam (natural
science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam
semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. IAD
hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.
A. MENGAPA MANUSIA DISEBUT MAKHLUK UNIK .
A. MENGAPA MANUSIA DISEBUT MAKHLUK UNIK .
a.
Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama
otaknya
b.
Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, (ada yang
masuk dan keluar)
c.
Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam
dan luar
d.
Memiliki potensi untuk berkembang biak
e.
Tumbuh dan bergerak
f.
Berinteraksi dengan lingkungannnya
g.
Sampai pada saatnya mengalami kematian
B. METODE
ILMU ALAMIAH DASAR DAN IMPLEMENTASINYA.
Segala
kebenaran dalam ilmu Alamiah terletak pada metode ilmiah. Sebagai langkah
pemecahan atau prosedur ilmiah dapat sebagai berikut :
1.
Penginderaan, merupakan suatu aktivitas melihat,
mendengar, merasakan, mengecap terhadap suatu objek tertentu.
2.
Masalah dan problema, menemukan masalah dengan kata
lain adalah dengan mengemukakan pertanyaan apa dan bagaimana.
3.
Hipotesis, jawaban sementara terhadap pertanyaan yang
kita ajukan.
4.
Eksperimen, dari sini ilmu alamiah dan non ilmu
alamiah dapat dipisahkan. Contoh dalam gejala alam tentang serangga dengan
lampu (sinar biru)
5.
Teori, bukti eksperimen merupakan langkah ilmiah
berikutnya yaitu teori. Dengan hasil eksperimen dari beberapa peneliti dan
bukti-bukti yang menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan valid walaupun
dengan keterbatasan tertentu. Maka disusun teori. Dengan teori-teori yang
dikemukakan maka dapat diaplikasikan terhadap kebutuhan manusia seperti
pengusiran serangga atau perangkap nyamuk (terkait dengan teori pencahayaan).
C. FILSAFAT
ILMU ALAMIAH .
Pertanyaan
tentang siapa yang mengatur alam ini merupakan pertanyaan filsafat. Untuk itu
ada 3 pandangan tentang filsafat ilmu alamiah.
1.
Vitalisme, merupakan
suatu doktrin yang menyatakan adanya kekuatan diluar alam. Kekuatan itu
memiliki peranan yang esensial mengatur segala sesuatu yang terjadi di Alam
semesta ini. (misalnya Tuhan). pendapat ini ditantang oleh beberapa orang lain
karena dalam ilmu alamiah dikatakan bahwa segala sesuatunya harus dapat
dianalisis secaras eksperimen. Atau harus cocok dengan metode ilmiah.
2. Mekanisme, penyebab segala gerakan di alam semesta ini
dikarenakan hukum alam (misalnya fisika atau kimia). Faham ini menganggap bahwa
gejala pada mahluk hidup secara otomatis terjadi hanya berdasar peristiwa
fisika –kimia belaka. Pandangan ini menyamakan gejala pada mahluk hidup dengan
gejala benda tidak hidup sehingga perbedaan hakiki tidak ada. Dengan begitu
dapat menghanyutkan manusia ke pandangan materialisme yang selanjutnya kepada
Atheisme.
3. Agnotisme, untuk menghindari pertentangan vitalisme dan
mekanisme maka aliran ini timbul, dimana aliran ini melepaskan atau tidak
memperhatikan sisi dari sang pencipta. Mereka yang mengkuti aliran ini, hanya
mempelajari gejala-gejala alam saja, aliran ini banyak dianut oleh ilmuwan
Barat.
4. Filsafat Pancasila, paham yang menjembatani dari 2 aliran yang
menyatakan bahwa alam dan hukumnya terjadi karena ciptaan tuhan dan proses
selanjutnya menurut filsafat mekanisme (hukum alam). Hukum alam adalah itu
adalah sama dengan hukum Tuhan.Dapat dilihat dari kehidupan makhluk hidup dari
awal sampai akhir.
C. ILMUWAN
MASA LALU DAN PEMIKIRANNYA.
Tokoh-tokoh
Yunani dan lainnya yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran diantaranya :
1.
Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit
dan isinya beredar mengelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan
tongkat.
2.
Anaximenes, (560-520) mengatakan
unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat Thales. Air
merupakan salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat
menjadi tanah.
3.
Herakleitos, (560-470) pengkoreksi
pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan transmutasi, tanpa ada api
benda-benda akan seperti apa adanya.
4.
Pythagoras (500 SM) mengatakan unsur semua benda adalah empat : yaitu
tanah, api, udara dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C2 = A2 + B2,
sehubungan dengan alam semesta ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan
seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk matahari.
5.
Demokritos (460-370) bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan
sampai pada bagian terkecil yang disebut Atomos atau atom, istilah atom tetap
dipakai sampai saat ini namun ada perubahan konsep.
6.
Empedokles (480-430 SM)
menyempurnakan pendapat Pythagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga penyekat
atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat
mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
7.
Plato (427-345) yang mempunyai pemikiran yang berbeda dengan orang
sebelumnya, ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya
suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang
beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang benar adalah
idea serangga.
8.
Aristoteles merupakan ahli pikir, ia membuat intisari dari ajaran
orang sebelumnya ia membuang ajaran yang tidak masuk akal dan memasukkan
pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar alam yang disebut Hule. Zat ini
tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air, udara atau api. Terjadi
transmutasi disebabkan oleh kondisi, dingin, lembah, panas dan kering. Dalam kondisi
lembab hule akan berwujud sebagai api, sedang dalam kondisi kering ia berwujud
tanah. Ia juga mengajarkan bahwa tidak ada ruang yang hampa, jika ruang itu
tidak terisi suatu benda maka ruang itu diisi oleh ether. Aristoteles juga
mengajarkan tentang klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
9.
Ptolomeus (127-151) SM, mengatakan
bahwa bumi adalah pusat tata surya (geosentris), berbentuk bulat diam seimbang
tanpa tiang penyangga.
10.
Avicenna (ibn-Shina abad 11), merupakan
ahli dibidang kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia Islam yaitu Al-Biruni
seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan kontemporer. Pada abad 9-11 ilmu
pengetahuan dan filasafat Yunani banyak yang diterjemahkan dan dikembangkan
dalam bahasa Arab. Kebudayaan Arab berkembang menjadi kebudayaan Internasional.
BAB II.
MATERI
A. PENGERTIAN MATERI
A. PENGERTIAN MATERI
Materi didefinisikan sebagai sesuatu
yang mempunyai massa yang menempati ruang.
1.
Wujud Materi
Ada tiga wujud materi, yakni padat, cair dan gas.
Ada tiga wujud materi, yakni padat, cair dan gas.
2.
Massa dan Berat
Massa suatu benda menyatakan jumlah materi yang ada pada benda tersebut. Massa suatu benda tetap disegala tempat. Massa merupakan sifat dasar materi yang paling. Massa dan berat suatu benda yang tidak identik tetapi sering dianggap sama; berat menyatakan gaya gravitasi bumi terhadap benda itu dan bergantung pada letak benda dari pusat bumi.
Massa suatu benda menyatakan jumlah materi yang ada pada benda tersebut. Massa suatu benda tetap disegala tempat. Massa merupakan sifat dasar materi yang paling. Massa dan berat suatu benda yang tidak identik tetapi sering dianggap sama; berat menyatakan gaya gravitasi bumi terhadap benda itu dan bergantung pada letak benda dari pusat bumi.
3.
Klasifikasi Materi
Suatu bahan dapat dikatakan homogen atau heterogen. Larutan memang suatu campuran yang serba sama, sedangkan tanah dan campuran minyak dengan air merupakan campuran heterogen.
Suatu bahan yang tersusun dari dua atau lebih zat-zat yang sifatnya berbeda disebut campuran. Komposisi campuran tidak tetap, melainkan bervariasi. Oleh sebab itu, akan kita kenal campuran homogen dan campuran heterogen.
Setiap materi yang homogen dan susunan kimianya tetap disebut zat atau subtansi. Setiap zat memiliki sifat fisika dan sifat kimia tertentu. Dikenal dua macam zat, yakni unsur dan senyawa. Zat yang dengan reaksi kimia biasa dapat diuraikan menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana disebut senyawa. Jadi air adalah senyawa. Zat yang dengan reaksi kimia tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain disebut unsur. Jadi Oksigen (O) dan hidrogen (H) adalah unsur. Menurut sifat-sifat, dikenal unsur logam dan nonlogam, Besi, tembaga, dan seng, misalnya adalah unsur logam, sedangkan Arang, Belerang dan fosfor adalah unsur nonlogam
Suatu bahan dapat dikatakan homogen atau heterogen. Larutan memang suatu campuran yang serba sama, sedangkan tanah dan campuran minyak dengan air merupakan campuran heterogen.
Suatu bahan yang tersusun dari dua atau lebih zat-zat yang sifatnya berbeda disebut campuran. Komposisi campuran tidak tetap, melainkan bervariasi. Oleh sebab itu, akan kita kenal campuran homogen dan campuran heterogen.
Setiap materi yang homogen dan susunan kimianya tetap disebut zat atau subtansi. Setiap zat memiliki sifat fisika dan sifat kimia tertentu. Dikenal dua macam zat, yakni unsur dan senyawa. Zat yang dengan reaksi kimia biasa dapat diuraikan menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana disebut senyawa. Jadi air adalah senyawa. Zat yang dengan reaksi kimia tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain disebut unsur. Jadi Oksigen (O) dan hidrogen (H) adalah unsur. Menurut sifat-sifat, dikenal unsur logam dan nonlogam, Besi, tembaga, dan seng, misalnya adalah unsur logam, sedangkan Arang, Belerang dan fosfor adalah unsur nonlogam
4.
Atom dan Molekul
Atom adalah satuan yang amat kecil dalam setiap bahan yang ada di sekitar kita. Struktur zat discountinue dan bahwa semua materi terdiri atas partikel-partikel yang amat kecil yang disebut atom (a = tidak, tomos = dibagi ). Hal ini bertentangan dengan pendapat aristoteles yang menyatakan bahwa zat yang bersifat continue (dapat dibagi terus), kedua pendapat itu bersifat sangat spekulatif dan tidak dapat ditunjang oleh eksperimen.
Atom adalah satuan yang amat kecil dalam setiap bahan yang ada di sekitar kita. Struktur zat discountinue dan bahwa semua materi terdiri atas partikel-partikel yang amat kecil yang disebut atom (a = tidak, tomos = dibagi ). Hal ini bertentangan dengan pendapat aristoteles yang menyatakan bahwa zat yang bersifat continue (dapat dibagi terus), kedua pendapat itu bersifat sangat spekulatif dan tidak dapat ditunjang oleh eksperimen.
Pada masa
Robert Boyle, yakni pada abad ke 17, para ahli fisika mengembangkan sebuah
teori baru tentang struktur materi, yakni teori molekul. Menurut pendapat ini
partikel terkecil zat disebut molekul dan molekul-molekul zat yang sama akan
sama semua sifatnya. Teori ini dapat menerangkan antara lain peristiwa
diferensiasi zat, perubahan wujud gas dan sifat-sifat gas dengan memuaskan.
Teori Atom Dalton
Dalton, berdasarkan observasi kuantitatifnya pada awal abad ke-19 mengungkapkan teori atomnya yang terkenal yang dapat menerangkan kejadian-kejadian kimia. Dengan teorinya, Dalton mampu menerangkan dua buah hukum dasar ilmu kima, yakni Hukum Kekekalan Massa dari laviesier dan Hukum Ketetapan Perbandingan dari Proust. Teori atomnya antara lain sebagai berikut :
Teori Atom Dalton
Dalton, berdasarkan observasi kuantitatifnya pada awal abad ke-19 mengungkapkan teori atomnya yang terkenal yang dapat menerangkan kejadian-kejadian kimia. Dengan teorinya, Dalton mampu menerangkan dua buah hukum dasar ilmu kima, yakni Hukum Kekekalan Massa dari laviesier dan Hukum Ketetapan Perbandingan dari Proust. Teori atomnya antara lain sebagai berikut :
1) Tiap-tiap unsur terdiri dari
partikel-partikel kecil yang disebut atom. Atom tidak
dapat
dibagi-bagi.
2) Atom-atom unsur yang sama, sifatnya
sama, atom dari unsur yang berbeda,
sifatnya
juga berbeda.
3) Atom tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan.
4) Reaksi kimia terjadi penggabungan atau
pemisahan atom-atom.
5) Senyawa ialah hasil reaksi atom-atom
penyusunnya.
5.
Susunan Atom
Pengetahuan
tentang susunan atom menjadi lebih jelas setelah penelitian-penelitian dari Sir Humphry Davy dan Michael Faraday, keduanya berasal dari
inggris.
a. Penemuan Elektron Dan Proton
Elektron merupakan partikel atom pertama yang ditemukan. Penemuan elektron berawal dari penyelidikan tentang listrik melalui gas-gas pada tekanan rendah. Joseph John Thomson dan kawan-kawannya telah melakukan percobaan mengenai hantaran listrik melalui berbagai gas dengan menggunakan suatu tabung tertutup yang dapat dihampakan. Pada ujung-ujung tabung itu terdapat kutub listrik positif atau anoda dan kutub negatif atau katoda.
Bila katoda dan anoda dihubungkan dengan sumber listrik bertegangan tinggi dan tekanan gas di dalam tabung dikurangi menjadi sangat kecil, yaitu sekitar 10-6 atmosfer, akan terjadi pancaran sinar yang berasal dari katoda dan menuju ke katoda. sinar itu disebut sinar katoda.
Sinar katoda mempunyai sifat cahaya, tetapi sinar itu juga mempunyai sifat-sifat lain. Antara lain, sinar itu dapat menggerakan baling-baling yang diletakkan dalam jalannya dan di dalam medan listrik sinar itu dibelokkan ke arah pelat elektroda positif. Sifat-sifat tersebut menunjukkan bahwa sinar katoda terdiri dari partikel-partikel bermuatan listrik negatif. Partikel-partikel sinar katoda dilepaskan oleh atom-atom yang terdapat pada katoda. Pada tahun 1897, Thomson (1856-1940) membuktikan dengan eksperimen bahwa partikel sinar katoda tidak bergantung pada bahan katoda. Partikel itu disebut elektron. berdasarkan pengamatan ini, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa tiap atom unsur tentu mengandung elektron.
Seorang berkebangsaan Jerman bernama E. Goldstein (1886) menemukan suatu sinar lain di dalam tabung sinar katoda. la menemukan bahwa apabila lempeng tabung katoda itu berlubang-lubang maka gas yang terdapat di belakang katoda akan berpijar.
Elektron merupakan partikel atom pertama yang ditemukan. Penemuan elektron berawal dari penyelidikan tentang listrik melalui gas-gas pada tekanan rendah. Joseph John Thomson dan kawan-kawannya telah melakukan percobaan mengenai hantaran listrik melalui berbagai gas dengan menggunakan suatu tabung tertutup yang dapat dihampakan. Pada ujung-ujung tabung itu terdapat kutub listrik positif atau anoda dan kutub negatif atau katoda.
Bila katoda dan anoda dihubungkan dengan sumber listrik bertegangan tinggi dan tekanan gas di dalam tabung dikurangi menjadi sangat kecil, yaitu sekitar 10-6 atmosfer, akan terjadi pancaran sinar yang berasal dari katoda dan menuju ke katoda. sinar itu disebut sinar katoda.
Sinar katoda mempunyai sifat cahaya, tetapi sinar itu juga mempunyai sifat-sifat lain. Antara lain, sinar itu dapat menggerakan baling-baling yang diletakkan dalam jalannya dan di dalam medan listrik sinar itu dibelokkan ke arah pelat elektroda positif. Sifat-sifat tersebut menunjukkan bahwa sinar katoda terdiri dari partikel-partikel bermuatan listrik negatif. Partikel-partikel sinar katoda dilepaskan oleh atom-atom yang terdapat pada katoda. Pada tahun 1897, Thomson (1856-1940) membuktikan dengan eksperimen bahwa partikel sinar katoda tidak bergantung pada bahan katoda. Partikel itu disebut elektron. berdasarkan pengamatan ini, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa tiap atom unsur tentu mengandung elektron.
Seorang berkebangsaan Jerman bernama E. Goldstein (1886) menemukan suatu sinar lain di dalam tabung sinar katoda. la menemukan bahwa apabila lempeng tabung katoda itu berlubang-lubang maka gas yang terdapat di belakang katoda akan berpijar.
b. Model Atom
Dalton menggambarkan atom sebagai bola padat yang tidak dapat dibagi lagi. dengan penemuan elektron, maka (1) model atom dalton diganti dengan (2) model atom Thomson. Menurut Thomson, atom berupa bola bermuatan positif dan pada tempat-tempat tertentu di dalam bola terdapat elektron-elektron.
Ernest Rutherford pada tahun 1909, yang dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden menemukan bukti-bukti baru tentang sifat-sifat atom. Bukti-bukti itu diperoleh dari eksperimen yang disebut eksperimen penghabluran sinar alfa.
Dalton menggambarkan atom sebagai bola padat yang tidak dapat dibagi lagi. dengan penemuan elektron, maka (1) model atom dalton diganti dengan (2) model atom Thomson. Menurut Thomson, atom berupa bola bermuatan positif dan pada tempat-tempat tertentu di dalam bola terdapat elektron-elektron.
Ernest Rutherford pada tahun 1909, yang dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden menemukan bukti-bukti baru tentang sifat-sifat atom. Bukti-bukti itu diperoleh dari eksperimen yang disebut eksperimen penghabluran sinar alfa.
c. Model Atom Bohr
Menurut teori mekanika klasik tentang cahaya, elektron yang bergerak harus disertai kehilangan tenaga kinetik elektron. Dengan demikian, kecepatan elektron itu semakin lama semakin berkurang, jaraknya terhadap inti semakin kecil, dan akhirnya elektron itu akan jatuh dan melekat pada inti. Untuk mengatasi kelemahan model atom Rutherford, Bohr mengajukan pendapat yang revolusioner, yang sebagian bertentangan dengan mekanika klasik Newton.
Menurut Bohr, di sekitar inti itu hanya mungkin terdapat lintasan-lintasan elektron yang berjumlah terbatas; pada setiap lintasan itu bergerak sebuah elektron yang dalam gerakannya tidak memancarkan sinar. Jadi, dalam setiap keadaan station, elektron mengandung jumlah tenaga tetap dan terdapat dalam keadaan seimbang yang mantap.
Menurut teori mekanika klasik tentang cahaya, elektron yang bergerak harus disertai kehilangan tenaga kinetik elektron. Dengan demikian, kecepatan elektron itu semakin lama semakin berkurang, jaraknya terhadap inti semakin kecil, dan akhirnya elektron itu akan jatuh dan melekat pada inti. Untuk mengatasi kelemahan model atom Rutherford, Bohr mengajukan pendapat yang revolusioner, yang sebagian bertentangan dengan mekanika klasik Newton.
Menurut Bohr, di sekitar inti itu hanya mungkin terdapat lintasan-lintasan elektron yang berjumlah terbatas; pada setiap lintasan itu bergerak sebuah elektron yang dalam gerakannya tidak memancarkan sinar. Jadi, dalam setiap keadaan station, elektron mengandung jumlah tenaga tetap dan terdapat dalam keadaan seimbang yang mantap.
Komentar
Posting Komentar